Saturday, March 15, 2025

Menampilkan Data pada Panel LED P10

 Menampilkan Data Sensor ke Panel LED P10 melalui Modbus

Dalam sistem industri dan IoT, tampilan informasi real-time sangat penting untuk memberikan pemantauan langsung terhadap berbagai parameter. Salah satu cara yang efektif adalah menggunakan panel LED P10 sebagai display untuk menampilkan data dari berbagai sensor yang dikirim melalui Modbus.

display pada layar monitor


 

angka tampil pada dsiplay panel P10

Sumber Data dari Sensor ke Modbus

Sumber data dapat berasal dari berbagai jenis sensor, seperti:

  • Sensor suhu 
  • Sensor tekanan (pressure sensor berbasis 4-20mA)
  • Sensor arus dan tegangan
  • Penghitung pulse energi dari kWh meter
  • PLC atau mikrokontroler yang mengolah data dari beberapa sensor dan mengirimkan ke Modbus

Menggunakan Modbus sebagai Protokol Komunikasi

Modbus adalah protokol komunikasi yang umum digunakan dalam industri untuk menghubungkan perangkat seperti sensor, PLC, dan mikrokontroler. Terdapat beberapa jenis Modbus yang dapat digunakan:

  • Modbus RTU (melalui RS485)
  • Modbus TCP (melalui jaringan Ethernet)
  • Modbus ASCII

Proses Pengiriman Data ke Panel LED P10

  1. Pengumpulan Data: Data dari sensor dikumpulkan menggunakan PLC atau mikrokontroler.
  2. Konversi Data ke Format Modbus: Data diolah dan dikirim dalam format register Modbus untuk dibaca oleh perangkat lain.
  3. Menampilkan Data di Panel LED: Data yang diterima akan diterjemahkan menjadi teks atau angka yang ditampilkan pada panel LED.

Implementasi dengan ESP32 dan Raspberry Pi

Untuk menghubungkan panel LED P10 dengan Modbus, kita dapat menggunakan ESP32 atau Raspberry Pi dengan software seperti:

  • Node-RED untuk mengelola data Modbus dan mengirimkan ke panel LED
  • Python dengan pustaka pymodbus untuk membaca dan mengirim data ke Modbus
  • Arduino dengan library ModbusMaster untuk komunikasi Modbus RTU

Keuntungan Menggunakan Panel LED P10 untuk Monitoring

  • Real-time Display: Informasi dapat diperbarui secara langsung tanpa keterlambatan.
  • Dapat Menampilkan Berbagai Data: Seperti suhu, tekanan, konsumsi energi, atau informasi produksi.
  • Integrasi Mudah: Bisa digunakan dalam sistem berbasis PLC, Raspberry Pi, atau mikrokontroler lainnya.
  • Tampilan yang Jelas: Dengan ukuran font besar dan kecerahan tinggi, cocok untuk penggunaan di lingkungan industri.

Dengan sistem ini, data sensor yang dikirim melalui Modbus dapat dengan mudah ditampilkan di panel LED P10, sehingga memudahkan operator dalam memantau kondisi secara langsung. 

Bila ada yang perlu ditanyakan, silakan kontak kami : 082331543112

Semoga bermanfaat!

Friday, March 14, 2025

Dataloger KWH Meter Analog

 Mengambil Pulse dari kWh Meter Analog untuk Monitoring dan Penyimpanan Data

Dalam dunia industri dan pemantauan energi, pengukuran konsumsi listrik yang akurat sangat penting. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengambil pulse dari kWh meter analog yang memiliki output impulse. Dengan metode ini, kita dapat mengolah data penggunaan listrik secara digital, menyimpannya ke dalam database, serta menampilkannya dalam bentuk grafik untuk analisis lebih lanjut.

Mengambil Pulse dari kWh Meter Analog

Gak perlu ganti KWH meter analog yang ada impulsenya bila akan di digitalisasi. sehingga dapat menkan biaya pengadaan baru, namun sudah cukup untuk membuat dataloger kwh meter.

 
Dalam 1 plc bisa untuk beberapa unit kwh meter, tergantung Input Plc)


Dalam Contoh : Unit KWH Thera digital


Contoh ini juga unit KWH Thera Analog



Sebagian besar kWh meter analog modern memiliki output impulse yang menghasilkan pulsa setiap sejumlah kWh tertentu yang dikonsumsi. Pulsa ini dapat diambil menggunakan PLC (Programmable Logic Controller), yang kemudian menghitung jumlah pulsa yang masuk sebagai dasar untuk menentukan jumlah energi yang telah digunakan.

Proses Pengolahan Data di PLC

  1. Pembacaan Pulse: PLC dikonfigurasi untuk membaca setiap pulsa yang dihasilkan oleh kWh meter.
  2. Konversi Pulse ke kWh: Setiap pulsa mewakili nilai energi tertentu, misalnya 1 pulsa = 1 Wh atau sesuai dengan spesifikasi meter.
  3. Penyimpanan Data: Data hasil perhitungan energi dikonversi ke dalam satuan kWh dan disimpan dalam register PLC untuk diproses lebih lanjut.

Pengiriman Data ke Database

Setelah data energi dikonversi, langkah berikutnya adalah menyimpannya dalam database untuk keperluan monitoring dan analisis. Berikut adalah langkah-langkahnya:



  1. Koneksi PLC ke Server: Data dari PLC dikirim ke server melalui protokol komunikasi seperti Modbus, MQTT, atau HTTP.
  2. Penyimpanan ke Database: Data yang diterima disimpan dalam database seperti MySQL atau PostgreSQL untuk pengolahan lebih lanjut.
  3. Pengolahan Data: Data dapat diolah untuk menampilkan total konsumsi harian, bulanan, atau berdasarkan interval waktu tertentu.

Visualisasi Data dalam Grafik

Agar lebih mudah dianalisis, data yang telah tersimpan di database ditampilkan dalam bentuk grafik pada dashboard monitoring. Beberapa alat yang bisa digunakan untuk visualisasi antara lain:


Web-Based Monitoring


  • Grafana: Menyediakan grafik interaktif untuk memantau konsumsi energi secara real-time.
  • Node-RED Dashboard: Memudahkan pengguna dalam melihat tren konsumsi energi dari waktu ke waktu.
  • Web-Based Monitoring: Dengan menggunakan PHP atau JavaScript, data dapat ditampilkan dalam bentuk grafik dinamis di halaman web.

Keuntungan Sistem Ini

  • Monitoring Real-Time: Dengan pengolahan data secara digital, pengguna dapat melihat konsumsi energi secara langsung.
  • Penyimpanan Data Jangka Panjang: Data historis dapat disimpan dan dianalisis untuk optimasi penggunaan energi.
  • Integrasi dengan IoT: Sistem ini dapat diperluas dengan teknologi IoT untuk analisis dan pengendalian lebih lanjut.

Dengan metode ini, pemantauan konsumsi listrik menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait efisiensi energi.

Semoga bermanfaat!